Rabu, 23 Juni 2010

KOMUNIKASI

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Pada pembahasan makalah kali ini akan mengantarkan saudara pada pemahaman tentang pengertian komunikasi dalam organisasi atau lembaga. Dari makalah ini saudara diharapkan dapat memahami tentang komunikasi dalam organisasi atau lembaga.

B. Tujuan
Dari berbagai masalah serta rumusan masalah yang ada, tujuan kami sebagai penulis hendak menguraikan tentang pengertian komunikasi dalam organisasi atau lembaga, dan saluran komunikasi dalam organisasi, serta pendekatannya.

C. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian komunikasi?
2. Sebutkan dan jelaskan tentang saluran komunikasi dalam organisasi?
3. Sebutkan dan jelaskan tentang pendekatan komunikasi?

















BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. Jadi komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain, perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya.
Adapun pengertian komunikasi yang lainnya menurut para ahli, yaitu:
1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid).
2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben J.G).
3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis).
4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram W)


B. Saluran komunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasi dapat dipahami lebih baik dengan mempelajari arah-arah dasar gerakannya yang tampak dengan terbentuknya saluran-saluran komunikasi. Saluaran-saluran komunikasi dalam organisasi ditentukan oleh struktur organisasi atau sarana organisasi lainnya. Tipe saluran-saluran dasar komunikasi ada 3, yaitu vertikal, lateral, dan diagonal.

1. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah sesuai rantai perintah.
Komunikasi ke atas adalah mensuplai informasi kepada tingkatan manajemen atas tentang apa yang terjadi pada tingkatan bawah. Tipe komunikasi ini mencakup laporan-laporan periodik, gagasan, dan permintaan untuk diberikan keputusan.
Sedangkan komunikasi ke bawah adalah pemberian informasi yang dilakukan oleh manajemen puncak pada tingkatan-tingkatan manajemen samapai karyawan. Maksud utama komunikasi adalah untuk memberi pengarahan, informasi, instruksi, nasehat atau saran, dan penilaian kepada bawahan serta memberika informasi pada para anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.

2. Komunikasi Lateral
Komunikasi lateral meliputi komunikasi di antara para anggota dalam kelompok kerja yang sama, dan komunikasi yang terjadi di antara departemen-departemen pada tingkatan organisasi yang sama. Bentuk komunikasi ini pada dasarnya bersifat koordinatif, dan merupakan hasil dari konsep spesialisasi organisasi.

3. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasi hubungan departemen lini dan staf.






C. Pendekatan Komunikasi
Pendekatan komunikasi adalah cara yang digunakan oleh seorang manajer dalam menyampaikan informasi pada bawahannya dan begitupula sebaliknya, pendekatan komunikasi ini dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Pendekatan sistem.
Karl Weick (pelopor pendekatan sistem informasi) menganggap struktur hirarkhi, garis rantai komando komunikasi, prosedur operasi standar merupakan mungsuh dari inovasi. Ia melihat organisasi sebagai kehidupan organis yang harus terus menerus beradaptasi kepada suatu perubahan lingkungan dalam orde untuk mempertahankan hidup. Pengorganisasian merupakan proses memahami informasi yang samar-samar melalui pembuatan, pemilihan, dan penyimpanan informasi. Weick meyakini organisasi akan bertahan dan tumbuh subur hanya ketika anggota-anggotanya mengikutsertakan banyak kebebasan (free-flowing) dan komunikasi interaktif.

2. Pendekatan budaya.
Asumsi interaksi simbolik mengatakan bahwa manusia bertindak tentang sesuatu berdasarkan pada pemaknaan yang mereka miliki tentang sesuatu itu. Mendapat dorongan besar dari antropolog Clifford Geertz, ahli teori dan ethnografi, peneliti budaya yang melihat makna bersama yang unik adalah ditentukan organisasi. Organisasi dipandang sebagai budaya. Suatu organisasi merupakan sebuah cara hidup (way of live) bagi para anggotanya, membentuk sebuah realita bersama yang membedakannya dari budaya-budaya lainnya.

3. Pendekatan kritik.
Stan Deetz salah seorang penganut pendekatan ini, menganggap bahwa kepentingan-kepentingan perusahaan sudah mendominasi hampir semua aspek lainnya dalam masyarakat, dan kehidupan kita banyak ditentukan oleh keputusan-keputusan yang dibuat atas kepentingan pengaturan organisasi-organisasi perusahaan, atau manajerialisme.
BAB III
OBJEK


Batam, pulau seluas 415 km2 yang selama ini kondisinya dikenal tenang dan damai, hari Kamis tanggal 22 April 2010 bergemuruh oleh gelombang amarah para buruh yang bekerja di galangan kapal PT Drydock World Graha di kawasan Tanjung Uncang, Kecamatan Batu Aji-Batam.
Konflik yang timbul di Batam ini bukan mustahil bisa berpotensi terjadi di mana saja selama belum terbinanya hubungan ketenagakerjaan yang baik di perusahaan antara pihak manajemen dengan buruh/karyawan. Pihak manajemen harus mampu menjalin dan memelihara hubungan industrial yang harmonis, adil dan setara dengan para buruh, di mana buruh bukan diperlakukan sebagai alat produksi semata, melainkan mitra yang sejajar dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Dengan demikian akan terbangun sinergi yang kuat dalam tubuh perusahaan untuk menjamin keberlangsungan usahanya.
Memasuki era persaingan bebas tahun 2010 dan era golobalisasi ini, maka tidak bisa dihindari akan masuknya tenaga-tenaga asing (ekspatriat) ke dalam berbagai bidang pekerjaan dan profesi di Indonesia. Memang sekarang ini sudah banyak perusahaan baik PMDN maupun PMA yang menggunakan tenaga kerja asing di dalam operasional perusahaan. Penggunaan ekspatriat ini sepanjang memenuhi semua prosedur dan persyaratan formal dalam proses perizinan tentu dianggap sah dan legal. Kehadiran sosok ekspatriat tentu tidak bisa ditolak, namun kehadiran tersebut sedikit banyak membawa pengaruh positif dan negatif dalam perkembangan dunia ketenagakerjaan di Indonesia.
Di sisi positif, kehadiran mereka diharapkan membawa pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sehingga nantinya akan terjadi proses alih pengetahuan (transfer of knowledge). Harus diakui bahwa sampai saat ini ada bidang-bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang belum dikuasai oleh putera-putera Indonesia. Selain itu dalam banyak hal ekspatriat bisa memberikan contoh yang baik bagaimana menerapkan displin, etos, metode dan pola kerja yang efektif dan efisien untuk memperoleh output yang maksimal.
Di sisi lain, memang adapula sisi negatif dari kehadiran ekspatriat yang perlu dicermati. Perlakuan terhadap mereka oleh pihak manajemen perusahaan acapkali menimbulkan sikap diskriminatif dan mengundang kecemburuan sosial karena mendapat fasilitas yang jauh berbeda dengan tenaga kerja lokal misalnya dalam hal gaji, bonus, cuti, perumahan, kendaraan dinas maupun tunjangan lainnya (fringe benefit).
Mereka bisa mendapatkan ini semua karena dinilai lebih superior dalam profesionalitas dan kompetensi kerja oleh pemberi kerja. Padahal dalam prakteknya, banyak pula ekspatriat yang kemampuannya tidak lebih dari tenaga kerja lokal bahkan sebaliknya kemampuan tenaga kerja lokal justru bisa mengungguli kemampuan mereka. Sisi negatif yang lain adalah pola budaya (cultural pattern) yang dibawa oleh para ekspatriat akan menimbulkan perbedaan dalam pola pikir dan perilaku mereka terhadap lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat setempat.
Ada muncul rasa superioritas, merasa lebih unggul dan pintar sehingga merendahkan atau melecehkan kemampuan orang lain, tidak menghormati atau memahami budaya dan adat istiadat setempat serta kurang terjalinnya komunikasi dan interaksi sosial di lingkungan kerja maupun di lingkungan masyarakat sekitar sehingga hal ini bisa menimbulkan gesekan yang menimbulkan percikan konflik di internal maupun eksternal perusahaan. Inilah yang rupanya terjadi di Batam baru-baru ini.
Timbulnya kerusuhan buruh di perusahaan galangan kapal PT Drydock World Graha dikarenakan adanya persoalan-persoalan yang kurang diakomodir atau direspons secara jeli oleh pihak manajemen perusahaan. Persoalan-persoalan tadi tidak membuahkan penyelesaian yang memuaskan sehingga akhirnya terjadi akumulasi persoalan di internal perusahaan. Sikap arogansi dan kurang bersahabat dari ekspatriat di sana akhirnya menyulut ledakan amarah dan kejengkelan yang tidak terkendali dari para tenaga kerja lokal karena merasa tersinggung rasa nasionalismenya sehingga menimbulkan dampak kerugian moril dan materiil.

BAB IV
ANALISIS


Dari pengamatan objek tentang kekacauan yang ada di pulau Batamtepatnya di PT Drydock World Graha dalam makalah ini, kami berdua dapat menganalisis bahwa komunikasi dan interaksi yang baik sangat penting diperlukan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan, dan agar tidak terjadi hubungan ketenagakerjaan yang tidak baik antara manajemen dengan buruh/karyawan, dan tidak ada sikap diskriminatif dalam aktifitas organisasi yang membuat karyawan tidak nyaman dalam menjalankan aktifitasnya dan mengakibatkan kecemburuan sosisal.
Dan harus mempererhatikan saluran komunikasi, pendekatan komunkasi, dan tidak adanya rasa superioritas, merasa lebih unggul dan pintar sehingga merendahkan atau melecehkan kemampuan orang lain. mungkin dari ketiga segi inilah yan tidak dilakukan oleh manajemen kepada karyawannya di PT Drydock World Graha di Batam sehingga terjadi gesekan yang menimbulkan percikan konflik.













BAB V
Penutup


A. Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa kita ambil dari teori danobjek pada pembahasan di atas adalah harus terjalinnya hubungankomunikasi dan interaksi yang baik antara manajemen dengan buruh/karyawannya. Dan harus mempererhatikan saluran komunikasi, pendekatan komunkasi, dan tidak adanya rasa superioritas.
Kerena hanya dengan berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik, serta mempererhatikan saluran komunikasi, pendekatan komunkasi, dan tidak adanya rasa superioritaslah seorang manajemen bisa mencegah agar tidak terjadi konflik dengan buruh/karywannya,dan agar tidak mengalami seperti yang dialami oleh PT Drydock World Graha di Pulau Batam.

B. Rekomendasi
Seperti halnya yang kita simpulkan bahwa kekacauan yang terjadi di PT Drydock World Graha di Pulau Batam adalah kurangnyakomunikasi dan interaksi yang baik, serta mempererhatikan saluran komunikasi, pendekatan komunkasi, dan adanya rasa superioritas antara manajemen dengan buruh/karyawannya.
Jadi seharusnya komunikasi dan interaksi yang baik, serta mempererhatikan saluran komunikasi, pendekatan komunkasi, dan tidak adanya rasa superioritas, yang harus terjalin di PT Drydock World Graha baik antara manajemen dengan buruh/karyawan, manajemen dengan manajemen lainnya, ataupun buruh/karyawan dengan buruh/karyawan laninya pula.





DAFTAR PUSTAKA


• http: //. id. wikipedia. org.
• http://stevan777.wordpress.com/2008/01/02
• Dr. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, BPFE, Yogyakarta, 2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

welcome to my blog friends