ketika hari sudah sore, aku terduduk di depan televisi sambil memegang stick play station...
tentu saja detik demi detik , waktu demi waktu tak lagi bisa kukenal. aku seolah terbawa ke dalam situasi yang mencengangkan ketika itu...
menggiring bola menggocek sana- sini, namun.... ah ternyata gagal dech masukin bolanya
begitu serunya sampai seseorang memanggilku dari arah dapur ...
''yusuf, Yusuf..... , kemari, nak'' begitu Ibu memanggilku...
aku segera beralih dari tempat dudukku dan memenuhi panggilan ibu
'' ada apa bu? apa ibu perlu saya membelikan sesuatu?''
''tidak nak, ibu tolong ganti ibu untuk menggoreng ikan ini ya, ibu mau ke rumah tetangga menjenguk orang sakit''
'' ya bu, akan saya usahakan sebisanya'' sambil tersenyum malu
setelah ibu keluar untuk berkumpul dengan teman-temannya yang sesama arisan, mereka berduyun- berduyun pergi ke tetangga sebelah yang katanya sedang sakit parah...
tak lama kemudian, bel terdengar nyaring dari luar, bersamaan dengan suara qiro`ah dari masjid jami'
'' assalamulaikum'' terdengar suara dari luar
'' walaikum salam, siapa ya?''
ternyata sesosok yang tinggi, berwibawa membawa sebuah tas kerja...
'' itu ayahku'', beliau sudah datang setelah habis kerja di perusahaan kota
tak lama kemudian ibu juga menyusul masuk disertai senyuman manis serta mencium tangan ayah....
ibu bergegas pergi ke dapur menyiapkan makanan untuk ayah, dan aku menemani ayah di ruang tengah
pembicaraan kami berlangsung ramai dan mengasyikan, namun adzan masjid menghentikan pembicaraan kami...
segera semua anggota keluarga berlepas peluh dengan wudhu dan pergi ke masjid
pelaksanaan jama'ah sholat berlangsung khidmat dan khusyu' di sertai dengan batuk-batuk beberapa kakek...
setelah kembali ke rumah, kami berkumpul bersama dan makan bersama dengan lauk yang menggairahkan lidah...
''hm... kelihatannya enak ni'' adikku mencium aroma yang lezat itu
tak lama , telpon berdering dan aku pun mengangkatnya dengan segera
ternyata,,, panggilan dari kantor untuk ayah, padahal aku masih ingin bersenang- senang dengan beliau
dari ekspresi ayah, kelihatannya serius dan ada perintah untuk memenuhinya...
'' ibu, adik, Yusuf , nanti ba`da isya' ayah akan pergi ke luar kota, mungkin selama 4 hari, kalian baik-baik di rumah..
ternyata betul dugaanku....
teringat kata-kata ustadz'' mendidik anak yang baik ibarat mendidik bunga yang nantinya akan menjadi bunga yang mekar, akan tetapi akan terjadi sebaliknya....
meskipun seorang ayah tidak seperti ibu, tapi kerja kerasnya memberikan sumbangsih yang besar juga kepada anak, hingga saat ini aku duduk di kuliah..... ibu memang madrasah keluarga , terutama bagi anak, namun ayah juga seorang pemimpin yang memimpin dari belakang dengan tidak selalu hadir, namun tetap memberi himbauan bagi yang dipimpin....
selamat jalan ayah, sambil tersenyum ku lambaikan tangan
do`a selamat semoga menyertaimu dan kita kembali bercerita lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar